Thursday, October 22, 2015

Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)

Postingan ini dibuat untuk berbagi pengalaman tentang penyakit DBD, karen Putri kami Dehan Tiara Ajmala Zahra pernah terkena penyakit ini.

Anak-anak adalah salah satu yang paling rentan terhadap bahaya penyakit DBD, sehingga pengenalan gejala DBD pada anak sejak dini sangat penting. Pengenalan gejala DBD sejak dini, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, adalah salah satu langkah penting pencegahan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berbahaya ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya masyarakat mengenali dan mewaspadai gejala penyakit ini. Penyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue ini merupakan salah satu penyebab kematian yang sebenarnya bisa membunuh seseorang secara perlahan, tetapi seolah-olah terjadi dalam waktu yang singkat. Bayangkan saja, ketika seseorang panas dan panasnya sudah mulai menurun, justru itu bukan pertanda seorang penderita DBD akan sembuh. Pertanda tersebut adalah tanda di mana seseorang sedang mengalami fase kritis dan seharusnya sudah mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat akan fase DBD, maka tak jarang korban berjatuhan karena terlambat mendapatkan penanganan. Terutama adalah anak-anak, di mana daya tahan tubuh anak-anak tentunya belum sekuat orang dewasa. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini bisa menular. Maka dari itu seharusnya kita sebagai anggota masyarakat harus menjaga kondisi lingkungan supaya tidak menjadi sarang bagi nyamuk tersebut.



Gejala DBD pada Anak dan Orang Dewasa Tahapan Awal

Pada umumnya penyakit ini memang lebih mudah menyerang anak-anak, terutama balita. Namun bukan berarti orang dewasa boleh aman, karena orang dewasa pun bisa terjangkit atau tertular melalui gigitan nyamuk aedes agypti. Sebenarnya penyakit ini disebabkan oleh adanya virus dengue yang disebarkan oleh gigitan nyamuk aedes agypti. Maka dari itu, ketika nyamuk menggigit satu orang yang terkena virus dengue, maka orang lain juga bisa tertular virus dengue tersebut apabila digigit oleh nyamuk yang sudah membawa virus tersebut. Virus dengue ini akan mengganggu sistem pembekuan darah yang terjadi di dalam tubuh.
Biasanya jika dilakukan pemeriksaan, jumlah trombosit akan merosot dan bahkan akan menurun drastis bagi yang sudah parah. Hal inilah yang terkadang mengakibatkan pendarahan yang bisa terjadi di beberapa bagian tubuh seperti muntah darah, mimisan dan sebagainya. Dan biasanya ketika penderita sudah mengalami muntah darah, fase itulah yang terkadang biasa mengakibatkan kematian.
Nah, supaya Anda bisa lebih waspada, sebagai orang tua Anda perlu mengetahui apa saja gejala DBD pada anak. Ketika seorang anak balita mengalami demam berdarah, biasanya si anak akan menunjukkan gejala-gejala yang muncul di hari keempat sampai hari-hari selanjutnya, diantaranya: 

1. Demam Tinggi
Anak penderita demam berdarah biasanya akan mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius. Badan si anak akan menggigil sekaligus mengalami panas dingin. Fase demam yang terjadi pada penderita DBD menunjukkan grafik seperti pelana kuda. Pada awalnya memang mengalami panas tinggi, namun pada fase kritis demam akan menurun dan di sinilah terkadang terjadi salah paham. Namun sebenarnya setelah itu demam bisa kambuh lagi. Biasanya demam tinggi ini terjadi selama kurang lebih satu minggu, maka dari itu jika Anda mengalami gejala tersebut segera bawa anak Anda ke dokter. 

2. Lemas dan Lesu
Gejala DBD pada anak yang lainnya adalah mendadak merasa sangat lesu dan lemas. Jika biasanya si anak terlihat sangat aktif bermain, berlarian kesana dan kemari, kemudian tiba-tiba dia menjadi merasa lemas dan lesu, waspadai gejala tersebut. Apalagi jika si anak mengeluhkan rasa nyeri di bagian belakang matanya. Selain itu anak juga bisa merasakan sakit kepala danjuga wajahnya terlihat sangat pucat. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Bisa jadi anak Anda sedang mengalami fase-fase awal demam berdarah. 

3. Bintik-Bintik Merah
Meskipun tidak semua penderita demam berdarah akan mengalami gejala bintik merah ini, namun tak jarang juga bintik-bintik merah dan ruam akan muncul di sekujur tubuh. Pada anak, bintik merah tersebut diakibatkan oleh infeksi virus dengue yang mengakibatkan terganggunya sistem pembekuan darah. Seperti yang tadi sudah dibahas bahwa pada fase berbahaya, baik anak-anak ataupun orang dewasa akan megalami mimisan dan juga muntah darah yang warnanya kehitaman. Gejala DBD pada orang dewasa pun biasanya juga sama. Namun terkadang bintik merah tidak muncul pada orang dewasa. 

4. Rasa Mual
Penderita demam berdarah biasanya juga akan merasakan mual dan ingin muntah. Nafsu makannya pun akan berkurang karena perasaan tidak enak pada perutnya tersebut. Pada orang dewasa mungkin hanya merasa mual, namun pada anak-anak terkadang akan muncul gejala lain yaitu rasa gatal pada telapak kaki dan juga batuk pilek. Terlihat sepele, namun jika dibiarkan dan tidak ditangani lebih lanjut, penyakit ini akan semakin parah dan berbahaya.
Namun demikian perlu Anda ketahui bahwa pada gejala DBD pada anak, biasanya yang terjadi hanya dalam tahapan ringan sampai sedang saja. Justru gejala pada orang dewasa bisa terjadi pada tahapan yang sedang sampai berat. Dan pada anak-anak sendiri, setelah serangan virus dengue tersebut usai, ada kemungkinan tubuhnya menjadi lebih kebal terhadap virus-virus tertentu.


Tips Pencegahan Demam Berdarah yang Perlu Dilakukan

Sejak SD mungkin kita juga sudah diajarkan oleh guru kita dalam pelajaran IPA untuk selalu menjaga lingkungan supaya tidak menjadi sarang penyakit aedes agypti. Namun justru sekarang ini, langkah pencegahan seolah sudah dilupakan dan baru dilakukan setelah gejala DBD pada anak atau orang dewasa sudah terjadi. Maka dari itu sebenarnya langkah kongkrit yang harus dilakukan adalah pencegahan yang dilakukan sejak dini, bukan hanya setelah terjadi kasus demam berdarah saja. Nah, berikut ini adalah beberapa tips mencegah demam berdara yang bisa Anda lakukan sejak dini supaya daerah tempat tinggal Anda tidak menjadi rumah yang nyaman bagi nyamuk aedes aegypti.

1. Menguras Bak Air
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah secara rutin menguras atau membersihkan bak air yang ada di rumah Anda. Biasanya jenis nyamuk penyebar DBD ini akan bersarang di tempat-tempat yang basah dan lembab, salah satunya adalah kamar mandi.

2. Menutup Bak Air
Selain dibersihkan atau dikuras, Anda juga disarankan untuk selalu menutup bak penampungan air. Hal ini ditujukan supaya nyamuk tidak bisa masuk ke dalam bak dan berkembang biak di tempat tersebut.

3. Mengubur Sampah
Sampah yang menumpuk juga bisa menjadi salah satu tempat bagi aedes agypti untuk berkembang biak. Maka dari itu kubur atau bakar sampah yang kelihatannya sudah menumpuk.

4. Baju Lengan Panjang dan Lotion Anti Nyamuk
Langkah pencegahan lain adalah dengan memakai lotion anti nyamuk atau menggunakan baju lengan panjang supaya nyamuk demam berdarah tidak bisa menggigit kita.
Nah, itu tadi adalah sedikit penjelasan kami mengenai gejala DBD pada anak dan gejala DBD pada orang dewasa yang sering terjadi, serta cara pencegahan penyakitnya. Demikian artikel kali ini dan semoga bermanfaat.

Tuesday, October 13, 2015

Tahun Baru Islam 1437 H

Umat Islam di seluruh jagat suka cita menyambut tahun baru 1 Muharam 1437 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 14 Oktober 2015.

Keluarga Besar LPK Ajmala Zahra, Crew Ujungjaya Online, Ajmala Zahra Komputer dan Mufida Multimedia, mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1437 H semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan bisa berkarya lebih baik lagi di tahun baru ini.


Tuesday, October 6, 2015

Mengatasi Kejang / Step Pada Anak

Postingan ini kami muat karena kejadian Kejang atau Step pada anak sangat berbahaya dan membuat panik orang tua. Oleh karena itu orang tua wajib mengetahui dan mengenali cara mengatasinya.

Ciri-ciri Kejang Pada Anak

1. Bola mata melihat ke atas kening.
2. Kedua tangan dan kaki menjadi kaku dan disertai gerakan kejut.
3. Gigi antara rahang bawah dan atas terkatup.
4. Kadang-kadang disertai dengan muntah dan nafas terhenti sejenak.
5. Apabila sudah parah biasanya disertai dengan tidak sadarkan diri.
6. Kejang yang terjadi biasanya hanya selama 5 menit, namun jika terjadi lebih lama dari 15 menit maka sudah termasuk membahayakan sebab dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Cara Mengatasi Kejang-kejang Pada Anak

1.  Jangan Panik, pindahkan anak ke tempat yang aman seperti kasur dan lantai dan jauh dari benda-benda yang berbahaya.
2. Segera longgarkan pakaiannya dan lepas semua yang menghambat saluran pernafasan sang anak.
3. Miringkan tubuhnya karena umumnya akan mengeluarkan air liur dari mulut yang diakibatkan produksi air liur berlebih sebab syaraf yang mengatur kelenjar air liur tidak terkontrol lagi. Hal ini bertujuan agar cairan langsung keluar sehingga tidak menggenang di mulut dan menghambat saluran pernafasan.
4. Kompres dengan kain yang telah direndam dengan air hangat dan hindari menggunakan air dingin apalagi air es sebab dapat menyebabkan benturan karena perbedaan suhu yang signifikan dan tentunya ini tidak baik.
5. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut sang anak selama kejang berlangsung termasuk memberinya obat-obatan. 
6. Gunakan obat penghilang kejang yang disarankan oleh dokter. Obat ini diberikan kepada anak melalui anus. Obat penghilang kejang yang beredar di pasaran adalah Stesolid.
7. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat. Hal ini bertujuan agar otak tidak terlalu lama tidak mendapat oksigen karena dapat mengganggu otak sang anak.

Monday, October 5, 2015

HUT TNI Ke 70

Keluarga Besar Ujungjaya Online dan LPK Ajmala Zahra, Mengucapkan Dirgahayu TNI ke 70.