Mempunyai lingkungan yang bersih tentu menjadi harapan
setiap orang. Hal itu bisa terwujud bila sistem pengelolaan sampahnya berjalan
dengan baik. Sampah yang tidak terkelola dengan baik, selain membuat lingkungan
menjadi kotor juga bisa menimbulkan beberapa masalah seperti banjir, bibit
penyakit dan bau tak sedap.
Isu strategis wilayah Ujungjaya sebagai kawasan industri
disikapi pemerintah Desa sakurjaya untuk membentuk sebuah lembaga yang
mengurusi kebersihan, maka dibentuklah Kelompok Swadaya Masyarkat (KSM) Tiara.
Kelompok yang diketuai H. Maman Rachman tersebut dipercayakan untuk mengurusi
masalah sampah di Desa Sakurjaya. “Nanti Sakurjaya akan berada dikawasan
industri, bila sampahnya tidak dikelola dengan baik maka pasti akan menimbulkan
masalah seperti banjir” demikian dikatakan Kepala Desa Sakurjaya Yaya Jaedi
Wijaya. Ditemui ditempat yang berbeda Manager KSM Tiara Sekaligus Kaur
Perencanaan Desa Sakurjaya Ade Rasip mengatakan “Salah satu perencanaan penting kita memang membuat lingkungan yang
bersih hal itu kita lakukan dengan membangun sistem drainase yang baik, dan
tentunya harus ditunjang dengan pengelolaan sampah yang baik, saya suka ngeri
kalau lihat berita banjir di televisi, saya tidak ingin itu terjadi di
Sakurjaya”. Hal senada diungkapkan Sekretaris Desa Sakurjaya Iim Muhyidin “kita
akan mendukung dan mengupayakan sistem
pengelolaan sampah ini bisa berjalan dengan baik” jelasnya.
KSM tiara berdiri sejak 21 Pebruari 2017. Dengan usia yang masih
dini tentunya banyak kendala dihadapi diantaranya sarana prasarana yang masih
kurang. KSM Tiara hanya memiliki satu buah cator sebagai alat angkut sampah dan
sebuah kontener untuk Tempat Penampungan Sementara sampah yang selanjutnya
diangkut ke TPA Cibeureum Cimalaka. Kendala lainnya seperti biaya operasional
yang pas-pasan dalam sebulan biaya operasional bisa mencapai 3,5 juta, hal itu
digunakan untuk honor pekerja 2 orang, bahan bakar kendaraan dan biaya angkut
sampah dari Kontener di Perum Pamoyanan ke TPA Cibeureum yang biayanya 350 ribu
per sekali narik.”Kita bisa 3 kali narik dalam sebulan artinya biaya buang
sampah aja lebuh dari 1 (satu) juta perbulan, kita pengurus belum mikir ada
honor atau engga, mungkin kedepan kita akan giatkan bank sampah dengan harapan
ada nilai jual yang berguna untuk insentif pengurus”.demikian dikatakan Ade
Rasip.
Belum adanya alat pengolahan juga membuat volume sampah yang
dibuang ke TPA cukup banyak. Sampah di Sakurjaya hanya dipilah sampah-sampah
yang punya nilai jual seperti botol minuman air mineral, Kardus, Besi, Kaleng
dan Kertas. Semoga kedepan KSM TIARA punya mesin pengolah organik maupun mesin
pengolah Plastik, sehingga sampah bisa diolah dan bisa menghidupi kelangsungan
KSM Tiara.
Photo aktivitas Pekerja di KSM Tiara Desa Sakurjaya
Photo aktivitas Pekerja di KSM Tiara Desa Sakurjaya
Photo Pembukaan KSM Tiara, Kegiatan Pengambilan Sampah dari Warga, Photo Sekretariat, Photo TPS Kontener di Perum Pamoyanan.